Semua orang menghadapi situasi yang berbeda saat di masa pandemi COVID-19 lalu, termasuk dalam menghadapi proses pembelajaran jarak jauh (PJJ). Tidak hanya guru dan orangtua, namun siswa juga perlu beradaptasi dengan pola belajar baru ini. Respons siswa terhadap PJJ beragam, mulai dari bosan, kesulitan mengikuti, hingga stres. Stres karena PJJ sebaiknya tidak disepelekan. Sebab, selain beradaptasi dengan pola belajar yang baru, siswa juga perlu menjaga kehidupan sosialnya dan menjaga performa akademiknya. Tahun ini, menjelang penyelenggaraan KTT ASEAN di Jakarta awal bulan September 2023, siswa yang berlokasi dekat area KTT akan menghadapi menghadapi PJJ. Sepertinya PJJ kali ini tidak akan menjadi hal besar bagi siswa, karena siswa telah memiliki pengalaman di masa pandemi. Meskipun demikian perlu diantisipasi jikalau masih ada siswa yang akan mengalami stres.
Berikut lima teknik menghilangkan stres yang bisa dilakukan saat menghadapi PJJ yang memicu stres dan kesulitan:
1. Olahraga, di masa PJJ, mungkin siswa akan lebih minim mendapatkan pelajaran olahraga secara fisik, maka penting untuk menjaga mereka tetap berolahraga. Olahraga terbukti dan direkomendasikan sebagai pelepas stres karena dapat menurunkan kortisol atau hormon stres dan melepaskan endorfin atau hormon yang membuat kita merasa bahagia.
2. Praktik meditasi, letakkan ponsel atau barang elektronik lainnya sejenak, dan lakukan praktik meditasi. Penelitian menunjukkan bahwa mereka yang melakukan praktik meditasi memiliki aktivitas lebih di prefrontal korteksnya. Ini adalah bagian otak yang mengatur soal pengambilan keputusan, perilaku sosial dan fokus seseorang. “Meditasi bisa menjadi pintu gerbang yang baik menuju perawatan diri,” kata Kepala Layanan Klinis di The Dorm, Amanda Fialk.
3. Makan makanan bernutrisi, usahakan untuk menyediakan makanan bernutrisi, seperti makanan tinggi serat dan alami, demi menjaga performa akademik. Apalagi di masa yang memicu stres, seseorang akan lebih sulit mempertahankan kebiasaan makan sehatnya dan sering berakhir memilih makanan yang tidak sehat. Fokus pada pola makan sehat adalah langkah pertama mengelola stres, karena ini adalah salah satu cara termudah yang bisa dikendalikan.
4. Ngobrol dengan teman, interaksi sosial adalah salah satu aktivitas terpenting dari bersekolah. Sejumlah studi mengungkapkan bahwa dikelilingi teman-teman membuat kita lebih optimis dalam memandang hidup, yang pada akhirnya membuat kita lebih mampu menghadapi segala tantangan hidup.
5. Praktik kasih sayang untuk diri sendiri, meskipun guru dan orangtua membuat proses ini sebisa mungkin minim stres bagi siswa, namun tetap saja siswa sebagai anak-anak memiliki beban akademik. Mereka perlu membuat jadwal baru, beradaptasi dengan kebiasaan baru dan mencari tahu apakah mereka bisa berhasil melakukannya. Pengalaman PJJ di masa pandemi membuat siswa tidak terlalu stres untuk menjalaninya saat ini, meskipun sebagian besar siswa tetap lebih cenderung memilih pembelajaran secara tatap muka.
Penting untuk diingat bahwa mencoba dan gagal adalah bagian dari proses, termasuk proses adaptasi di masa PJJ. Ini adalah bagian dari pertumbuhan, sederhananya, ketika menghadapi situasi yang menantang seperti ini, orang-orang yang mampu memberi kasih sayang terhadap dirinya sendiri akan cenderung lebih tenang dan minim stres. Praktik ini juga bisa membuatmu lebih mudah menyayangi orang lain. Bagi para siswa yang menghadapi banyak perubahan di kehidupan sekolahnya, penting untuk membangun kebiasaan yang dapat menjaga kesehatan mental mereka.